Teras.Dalam , law of attraction atau hukum ketertarikan
menjelaskan bahwa segala sesuatu yang dipikirkan, baik hal positif maupun
negatif, itulah yang akan terjadi dalam kehidupan. Konsep law of attraction
dalam Islam telah diajarkan melalui Alquran dan hadits.
Mengutip jurnal Makna Law of Attraction: Mengungkap Rahasia
Minat Belajar Matematika Siswa tulisan Asep Sujana dkk., dalam konsep law of
attraction menurut perspektif Islam, apa pun yang disangka dan diyakini dalam
pikiran akan direalisasikan oleh Allah SWT.
Jika seseorang berpikir berhasil, maka ia akan berhasil.
Sebaliknya, jika dirinya berpikir gagal, maka ia juga akan gagal. Karena itu,
umat Muslim dianjurkan untuk mengisi pikiran sesuai dengan apa yang diinginkan
dan diharapkan.
Law of Attraction dalam Islam
Law of attraction dalam merupakan bagian dari hukum Allah
yang berlaku untuk semua hamba-Nya, tidak mengenal tabiat, ketakwaannya,
ataupun kemaksiatannya. Konsep ini tertuang di Alquran, salah satunya dalam
surat Az-Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi:
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan, barang siapa mengerjakan kejahatan
seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
Ayat tersebut menegaskan bahwa law of attraction dalam Islam
sudah ada sejak Alquran diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Lewat ayat itu,
Allah mengingatkan hamba-Nya untuk selalu berpikir positif dan menebar kebaikan
pada orang sekitar agar mereka mendapatkan balasan yang serupa.
Dijelaskan lebih lanjut dalam jurnal Law of Attraction
(Suatu Kajian Psikologi dengan Pendekatan Tafsir Tematik) karangan Khoirul
Ibad, law of attraction dalam mengarah pada tiga term, yakni doa, dzan, dan
syukur.
Jika seseorang berdoa dan memantaskan diri di hadapan Allah
SWT, doanya akan cepat terwujud. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam
surat Al Mu'min yang artinya:
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau
menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.’” (QS.
Al-Mu’min: 60)
Begitu pula dengan seseorang yang berhusnudzan atau
berprasangka baik kepada Allah SWT, niscaya akan menerima hal-hal positif di
dalam hidupnya. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, Nabi Muhammad SAW
bersabda:
“Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya
kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku
mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan
mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat
sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada
diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku
dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR. Bukhori).”
Pada intinya, law of attraction dalam Islam merupakan hukum
tarik-menarik yang secara langsung melibatkan peran Allah dalam memengaruhi
tercapainya tujuan hidup manusia. Karena itu, sebagai umat yang beriman, kaum
Muslimin harus selalu berpikir positif dan menghindari prasangka buruk
(suudzon), baik kepada Allah maupun sesama manusia
Sumber :
https://kumparan.com/kabar-harian/konsep-law-of-attraction-dalam-islam-menurut-perspektif-alquran-dan-hadits-20mGGSlfx5m/full
Komentar
Posting Komentar