Pembelajaran yang kreatif sangat penting untuk perkembangan siswa sekolah dasar. Metode ini tidak hanya membuat proses belajar lebih menyenangkan, tetapi juga membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa metode pembelajaran kreatif yang dapat diterapkan di kelas sekolah dasar. 1. Pembelajaran Berbasis Proyek Metode pembelajaran berbasis proyek melibatkan siswa dalam kegiatan yang nyata dan relevan. Siswa bekerja dalam kelompok untuk merencanakan, melaksanakan, dan mempresentasikan proyek mereka. Misalnya, siswa dapat membuat taman sekolah, melakukan penelitian tentang lingkungan, atau menciptakan karya seni. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar dari pengalaman langsung dan mengembangkan keterampilan sosial. 2. Pembelajaran Melalui Permainan Permainan edukatif adalah cara yang efektif untuk mengajar konsep-konsep dasar
Mengenal Wisanggeni
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Oleh
SD Negeri 2 Teras
-
Wisanggeni |
Khasanah Kebudayaan
Bambang Wisanggeni adalah nama seorang tokoh pewayangan Jawa.
Bambang Wisanggeni adalah nama seorang tokoh pewayangan Jawa.
Tokoh ini merupakan sisipan dalam kisah Mahabharata versi pewayangan, karena kisahnya tidak terdapat dalam naskah wiracarita Mahabharata karya Krishna Dwaipayana Byasa dari India, dan nama "Wisanggeni" tidak ditemukan dalam naskah Mahabrata versi India berbahasa Sanskerta (terjemahan Kisari Mohan Ganguli).
Tokoh Wisanggeni hanya ada dalam tradisi Jawa Nuswantara. Dalam kisah pewayangan, Wisanggeni dikenal sebagai putra Arjuna yang lahir dari seorang bidadari bernama Batari Dresanala putri Batara Brama dan Dewi Saraswati Wisanggeni merupakan tokoh istimewa dalam pewayangan Jawa. Ia dikenal pemebrani,tegas dalam bersikap serta memiliki kesaktian.
Kelahirannya
Kisah kelahiran Wisanggeni diawali dengan kecemburuan Dewasrani, putra Batari Durga terhadap Arjuna yang telah menikahi Batari Dresanala. Dewasrani merengek kepada ibunya supaya memisahkan perkawinan mereka. Durga pun menghadap kepada suaminya, yaitu Batara Guru, raja para dewa.
Atas desakan Durga, Batara Guru pun memerintahkan agar Batara Brama menceraikan Arjuna dan Dresanala. Keputusan ini ditentang oleh Batara Narada selaku penasihat Batara Guru. Ia pun mengundurkan diri dan memilih membela Arjuna.
Brama yang telah kembali ke kahyangannya segera menyuruh Arjuna pulang ke alam dunia dengan alasan Dresanala hendak dijadikan Batara Guru sebagai penari di kahyangan utama. Arjuna pun menurut tanpa curiga. Setelah Arjuna pergi, Brama pun menghajar Dresanala untuk mengeluarkan janin yang dikandungnya secara paksa.
Dresanala pun melahirkan sebelum waktunya. Durga dan Dewasrani datang menjemputnya, sementara Brama membuang cucunya sendiri yang baru lahir itu ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa.
Narada diam-diam mengawasi semua kejadian tersebut. Ia pun membantu bayi Dresanala tersebut keluar dari kawah. Secara ajaib, bayi itu telah tumbuh menjadi seorang pemuda. Narada memberinya nama Wisanggeni, yang bermakna "racun api". Hal ini dikarenakan ia lahir akibat kemarahan Brama, sang dewa penguasa api. Selain itu, api kawah Candradimuka bukannya membunuh justru menghidupkan Wisanggeni.
Atas petunjuk Narada, Wisanggeni pun membuat kekacauan di kahyangan. Tidak ada seorang pun yang mampu menangkap dan menaklukkannya, karena ia berada dalam perlindungan Sanghyang Wenang, leluhur Batara Guru. Batara Guru dan Batara Brama akhirnya bertobat dan mengaku salah. Narada akhirnya bersedia kembali bertugas di kahyangan.
Wisanggeni kemudian datang ke Kerajaan Amarta meminta kepada Arjuna supaya diakui sebagai anak. Semula Arjuna menolak karena tidak percaya begitu saja. Terjadi perang tanding di mana Wisanggeni dapat mengalahkan Arjuna dan para Pandawa lainnya.
Setelah Wisanggeni menceritakan kejadian yang sebenarnya, Arjuna pun berangkat menuju Kerajaan Tunggulmalaya, tempat tinggal Dewasrani. Melalui pertempuran seru, ia berhasil merebut Dresanala kembali.
Sifat dan Kesaktiannya
Secara fisik, Wisanggeni digambarkan sebagai pemuda yang
terkesan angkuh. Namun hatinya baik dan suka menolong. Ia tidak tinggal di
dunia bersama para Pandawa, melainkan berada di kahyangan Sanghyang Wenang,
leluhur para dewa. Dalam hal berbicara, Wisanggeni tidak pernah menggunakan
basa krama (bahasa Jawa halus) kepada siapa pun, kecuali kepada Sanghyang
Wenang.
Kesaktian Wisanggeni dikisahkan melebihi putra-putra Pandawa
lainnya, misalnya Antareja, Gatutkaca, ataupun Abimanyu. Sepupunya yang setara
kesaktiannya hanya Antasena saja. Namun bedanya, Antasena bersifat polos dan
lugu, sedangkan Wisanggeni cerdik dan penuh akal.
Kematiannya
Menjelang meletusnya perang Baratayuda, Wisanggeni dan Antasena naik ke Kahyangan Alang-alang Kumitir meminta restu kepada Sanghyang Wenang sebelum mereka bergabung di pihak Pandawa. Akan tetapi, Sanghyang Wenang telah meramalkan, pihak Pandawa justru akan mengalami kekalahan apabila Wisanggeni dan Antasena ikut bertempur.
Setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya Wisanggeni dan Antasena memutuskan untuk tidak kembali ke perkemahan Pandawa. Keduanya rela menjadi tumbal demi kemenangan para Pandawa. Mereka pun mengheningkan cipta. Beberapa waktu kemudian keduanya pun mencapai moksa, musnah bersama jasad mereka.
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Postingan populer dari blog ini
SD Negeri 2 Teras mewakili Eks Kawedanan Boyolali ikut Lomba Sekolah Sehat Tingkat Kabupaten
Oleh
SD Negeri 2 Teras
-
Peringatan Hari Guru SD Negeri 2 Teras Di Selenggarakan Dengan Sederhana Namun Meriah
Oleh
SD Negeri 2 Teras
-
SISWA KELAS 1 DAN 2 SDN 2 TERAS SEMANGAT IKUTI IMUNISASI PIN POLIO
Oleh
SD Negeri 2 Teras
-
Teras - Hari ini Kamis (18/01/2024) siswa kelas 1 dan 2 SDN 2 Teras mengikuti imunisasi Sub Pin Polio yang diselenggarakan puskesmas Teras di Balai Desa teras. Para siswa yang terdaftar untuk mendapatkan imunisasi adalah siswa yang berusia 0-8 tahun kurang 1 hari. Mereka diberi arahan oleh wali kelas tentang Sub Pin Polio ini. setelah itu mereka berjejer rapi untuk berangkat ke balai desa. Sampai di lokasi siswa duduk dengan rapi , bersabar menunggu antrian dari petugas puskesmas sambil sesekali bercanda dengan temannya. satu persatu siswa didatangi petugas untuk mendapatkan tetas sub pin polio. Para siswa nampak antusias dan gembira mengikuti acara tersebut. Acara Imunisasi Sub Pin Polio berjalan dengan tertib dan lancar. Para siswa yang telah mendapatkan imunisasi ini tidak diperbolehkan makan dan minum selama 15 menit. Selesai acara tersebut siswa kembali kesekolah dan ke kelas masing-masing untuk mengikuti pembelajaran sesuai jadwal.
Komentar
Posting Komentar