Program dan Teknik Bimbingan bagi Siswa Cerdas Dan Berbakat.

 


1. Program Bimbingan

Program bimbingan bagi siswa cerdas dan berbakat dapat digolongkan ke dalam bentuk sebagai berikut;

 a. Pengayaan (Enrichment)    

Enrichment merupakan bimbingan bagi siswa dengan jalan menyediakan kesempatan serta fasilitas belajar tambahan yang bersifat  vertikal (pendalaman) dan horizontal (perluasan) setelah siswa menyelesaikan semua tugas yang diprogramkan terhadap siswa pada umumnya termasuk siswa yang bersangkutan. Bentuk tugas ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas mencari materi di perpustakaan, belajar mandiri (independent study), proyek penelitian, studi kasus, dan sebagainya.

 b. Percepatan (Acceleration)     

Pembinaan siswa berbakat dilakukan dengan memperbolehkan siswa naik kelas secara melompat atau menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih cepat. Bentuk percepatan seperti masuk kelas lebih awal, naik kelas sebelum waktunya, mempercepat pelajaran, dan sebagainya. 

c. Pengelompokan khusus (Segregation)    

Program Segregation ini dapat dilakukan secara penuh atau sebagian. Kegiatan ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan siswa-siswa yang mempunyai kemampuan luarbiasa (cerdas dan berbakat) dan diberi kesempatan untuk secara khusus memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan potensinya. Pelaksanaannya dapat diselenggarakan seminggu sekali atau tiap hari dalam satu semester penuh. Bentuk Segregation antara lain; homogeneus grouping, cluster grouping, subgrouping dan cross grouping.

2. Teknik Bimbingan Bagi Siswa Cerdas dan Berbakat    

 Program Layanan Bimbingan dan Konseling yang dikembangkan bagi siswa cerdas dan berbakat mengacu pada keadaan individu sebagai manusia seutuhnya sehingga menyentuh semua dimensi perkembangan pribadinya. Teknik untuk menangani siswa tersebut mengarah pada unsur-unsur yang berhubungan dengan:

a.       Pengembangan ranah kognitif/intelektual  

  Guru pada pengembangan ini diharapkan menyediakan rentangan pengalaman belajar yang luas serta dapat diakselerasikan dan mengakselerasi perkembangan kognitif siswa berbakat. Pengolahan bahan dan tugas ajar dilakukan secara khusus yang mendasarka pada kurikulum yang ada sehingga dapat memberikan  layanan optimal bagi siswa cerdas dan berbakat.

b.       Pengembangan ranah afektif   

  Pembimbing diharapkan memahami pikiran dan harapan anak berbakat dengan sikap terbuka, serta membantu anak memahami pikiran dan harapan yang ada pada dirinya ada kemungkinan pemenuhannya di dalam kehidupan berkelompok.      

Pemahaman sikap, pemikiran dan harapan terhadap orang lain (dalam hal ini khususnya individu cerdas dan berbakat) tidak mungkin dilakukan oleh seseorang yang berfikir negatif terhadap dia, namun oleh orang yang mempunyai pemikiran “bersih”, dengan bertanya langsung kepada yang bersangkutan “dari tangan pertama”dan bukan berdasarkan berita “bukan dari tangan orang lain”. Data atau informasi dari orang lain tanpa adanya cross check terhadap yang bersangkutan bisa jadi akan menjadi fitnah yang akan merugikan semua pihak. Mengapa demikian, karena penanganan yang keliru terhadap mereka bisa berakibat aset bangsa yang sangat berharga akan tidak termanfaatkan secara optimal. Dan tentu saja tidak ada bangsa yang bodoh serta tidak ingin maju kecuali mereka yang mensia-siakan aset yang sangat berharga ini. Mudah-mudahan bangsa kita tidak termasuk yang demikian.    

 

  Pemahaman atas sikap, pemikiran dan harapan terhadap individu cerdas dan berbakat tergantung kepada keterbukaan dua belah pihak yang dilandasi oleh kepercayaan dan penerimaan diri. Ini merupakan dasar dari pengembangan ranah afektif, mengingat individu cerdas dan berbakat agak sedikit “rumit”. Rumitnya individu ini karena ia mempunyai variasi pemikiran dengan jangkauan yang sangat luas dan mendalam, sehingga untuk Pembimbing yang kurang mempunyai wawasan dan “sedang-sedang saja” akan cenderung pada terlalu cepatnya memberikan vonis dan atribusi kepada individu cerdas dan berbakat dengan sesuatu yang kurang baik. Jika demikian ketidaksuksesan penanganan dengan teknik ini justru karena kesalahan pembimbing berkait dengan ketidakmampuannya atau keterbatasan kemampuannya.

c.       Pengembangan ranah fisik

Pembimbing diharapkan memberikan layanan yang dapat memberikan kemungkinan siswa memperoleh pengalaman memadukan pola perkembangan berfikir dengan perkembangan fisik. Layanan Bimbingan yang dapat diberikan adalah membantu siswa memilih kegiatan fisik yang sesuai dengan perkembangannya dan memberikan peran-peran yang sesuai di dalam kelompoknya.

d.       Pengembangan ranah intuitif    

Fungsi intuitif merupakan fungsi yang terlibat di dalam pemunculan wawasan dan tindakan yang kreatif. Mengingat fungsinya yang demikian itu, maka layanan bagi siswa berbakat perlu mempedulikan pengembangan pengalaman yang mendorong individu untuk berimajinasi dan berkreasi. Pengembangan lingkungan belajar yang merangsang stimulus baru sebagai daya imajinasi dan kreativitas individu, dapat dirancang sebagai bentuk layanannya. Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian stimulus yang mendorong siswa mencari informasi baru sebagai alternatif pemecahannnya.

e. Pengembangan ranah masyarakat

Pemberian layanan dapat dilakukan dengan membantu siswa memperoleh pengalaman mengembangkan diri menjadi anggota kelompok, serta mampu berpartisipasi dalam proses kelompok, memperluas perasaan keanggotaan kelompok menjadi anggota keanggotaan masyarakat, memperluas identifikasi diri dari masyarakat terbatas kearah identifikasi terhadap masyarakat luas. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan merancang kegiatan-kegiatan kelompok khusus.

 

 

Komentar