METODE PEMBELAJARAN KREATIF UNTUK SEKOLAH DASAR

Gambar
                 Pembelajaran yang kreatif sangat penting untuk perkembangan siswa sekolah dasar. Metode ini tidak hanya membuat proses belajar lebih menyenangkan, tetapi juga membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa metode pembelajaran kreatif yang dapat diterapkan di kelas sekolah dasar.   1.        Pembelajaran Berbasis Proyek             Metode pembelajaran berbasis proyek melibatkan siswa dalam kegiatan yang nyata dan relevan. Siswa bekerja dalam kelompok untuk merencanakan, melaksanakan, dan mempresentasikan proyek mereka. Misalnya, siswa dapat membuat taman sekolah, melakukan penelitian tentang lingkungan, atau menciptakan karya seni. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar dari pengalaman langsung dan mengembangkan keterampilan sosial.   2.       Pembelajaran Melalui Permainan             Permainan edukatif adalah cara yang efektif untuk mengajar konsep-konsep dasar

Parenting Anak

 


Parenting Menjadi orang tua yang baik bagi anak bukan hal yang bisa di anggap sepele, Butuh proses dan waktu yang konsisten untuk mendidik dan memberikan pola asuh yang mumpuni.Setiap pasangan suami istri/orang tua pastilah menginginkan anak anak menjadi berkepradian yang baik.Namun bagaimana cara mendidik anak sejak dini itulah hal dasaryang harus orang tua terapkan sejak dini.

Berikut Pola Parenting Yang Anak yang belum dewasa belum mengalami pubertas dan sedang menjalani suatu proses perkembangan sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan seterusnya.Anak memiliki karakteristik pasti tidak selalu sama dengan orang yang dewasa, misalnya saja bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang besar, penuh fantasi, daya konsentrasi yang cenderung pendek, peniru ulung, dan mereka adalah sosok pembelajar paling potensial.

Dengan itu kamu harus mengenali beberapa karakter hal tersebut, diharapkan orang tua dapat lebih memahami dunia anak-anak mereka sehingga nantinya dapat menerapkan pola asuh yang memadai.

Lalu, pola asuh seperti apa yang dapat diterapkan secara tepat pada anak ?Pola asuh sebagai sebuah proses bagaimana orang tua memperlakukan dan cara berinteraksi dengan anak didalamnya meliputi aktivitas yang bersifat mendidik& membimbing, memberikan perhatian, mengantarkan anak pada kedewasaan, serta penerapan aturan dalam keluarga.

 

Pola asuh akan membentuk dasar kepribadian seseorang, mulai dari konsep diri, kemampuan menyelesaikan masalah, dan juga pembentukan ketrampilan atau kecakapan hidup (life skills).

 

Pada intinya, pola asuh akan turut menentukan apakah anak kelak menjadi sosok yang tangguh (punya daya juang) atau justru rentan terhadap sumber stress.

Tipe-tipe pola asuh :

  1.  Pola asuh permisif, dicirikan dengan apa pun yang ingin dilakukananak akan diperbolehkan, dan orangtua cenderung sibuk dengan pekerjaan atau kepentingan yang lain Misalnya saja anak dibebaskan mengendarai motor seorang diri padahal usia belum mencukupi dengan alasan anak memaksa atau ingin seperti anak yang lain.
  2. Pola asuh otoriter, yaitu pola pengasuhan anak yang bersifat memaksa, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang “saklek”dan harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Contohnya, anak diharuskan masuk kuliah jurusan tertentu, sementara ia memiliki harapan yang lain.
  3. Pola asuh otoritatif, merupakan pola asuh yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan memberikan batasan dan pengawasan yang proporsional dari orangtua
  4. Anak diberikan kesempatan memutuskan akan mengerjakan PR atau tidur terlebih dahulu dengan mempertimbangan segala konsekuensinya. Tugas orang tua adalah mempersiapkan anak menghadapi jamannya Ya, mengasuh anak idealnya perlu melihat banyak aspek. Beberapa yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Usia anak.

Pola asuh harus dinamis sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.Memperlakukan anak disaat usia mereka telah cukup dewasa dengan sikap seperti pada anak kecil tentu akan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi mereka, karena itu perlakukan sesuai dengan usia perkembangannya.

b. Pahami kebutuhan dan kemampuan anak.

Setiap anak terlahir unik, berbeda satu dengan lainnya meski itu saudara kandung sekalipun.Karena itu, terima apa yang melekat dalam diri mereka, fasilitasi kemampuan dan minatnya, serta kuatkan perasaannya jika ada keterbatasan yang mungkin dimiliki. Jangan membandingkan anak dengan saudara kandung atau anak lain (yang kita anggap sebagai contoh) karena hal tersebut dapat membuat anak merasa tidak dihargai.

c. Orang tua harus kompak
Seperti yang telah disinggung diawal, ketika ayah-ibu menunjukkan perbedaan pola asuh, anak cenderung akan memihak atau memilih yang dianggap lebih menyenangkan.Tidak jarang pula anak merasa kecewa dan sedih manakala melihat orang tua yang bertengkar karena masing-masing berpegang pada keyakinannya. Dalam hal ini, orang tua diharapkan dapat berkompromi dan sepakat dalam menerapkan nilai-nilai yang diperbolehkan dan tidak.

d. Perlunya contoh perilaku positif dari orang tua                                                                               


Terkadang, orang tua meminta anak bersikap sesuai harapan mereka, misalnya jujur, tidak boros, atau melarang gunakan gadget.Sementara dalam keseharian, orang tua justru kerap berbohong, gemar menghamburkan uang, atau malah sibuk dengan handphone didepan anak.Anak membutuhkan sikap dan contoh yang positif dari orang tua, karena itu, tanamkan dan disaat yang sama tunjukkan nilai-nilai kebaikan tersebut dihadapan anak. 

e.Komunikasi dua arah yang efektif

Luangkanlah waktu untuk mengobrol dengan anak. Jadilah sosok pendengar yang baik, tidak menginterupsi cerita anak, dan berikan mereka kesempatan untuk berpendapat.Berikan pertanyaan atau pernyataan yang sekiranya dapat merangsang kemampuan anak berargumen dan menganalisa suatu masalah dari sudut pandang mereka.


f. Disiplin

Sikap disiplin tidak dapat tumbuh begitu saja, melainkan harus dimulai dari hal kecil dan sederhana. Misalnya saja membereskan ranjang setiap bangun tidur, mempunyai jadwal harian untuk kegiatan ssehari-hari, dan sebagainya.Dengan sikap disiplin pula, anak akan belajar bertanggung jawab terhadap kebutuhan pribadinya.

g. Konsisten


Konsistensi erat kaitannya dengan pemberlakuan aturan. Jangan sampai ada perbedaan karena hal itu akan membuat anak menganggap enteng setiap aturan yang kita terapkan.Misalnya saja, kita melarang anak makan permen, namun dilain waktu kita membolehkan anak membeli permen untuk ia makan.

Jika sikap kita seolah berubah-ubah, maka anak akan cenderung menilai bahwa kita tidak tegas dan pada akhirnya menganggap hal tersebut bukan lagi sebuah aturan.

 


Dikutip dari : https://www.crunchbase.com/person/parenting-anak


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SISWA KELAS 1 DAN 2 SDN 2 TERAS SEMANGAT IKUTI IMUNISASI PIN POLIO