Parenting Menjadi orang tua yang baik bagi anak bukan hal
yang bisa di anggap sepele, Butuh proses dan waktu yang konsisten untuk
mendidik dan memberikan pola asuh yang mumpuni.Setiap pasangan suami istri/orang tua pastilah menginginkan
anak anak menjadi berkepradian yang baik.Namun bagaimana cara mendidik anak sejak dini itulah hal
dasaryang harus orang tua terapkan sejak dini.
Berikut Pola Parenting Yang Anak yang belum dewasa belum
mengalami pubertas dan sedang menjalani suatu proses perkembangan sangat pesat
dan fundamental bagi kehidupan seterusnya.Anak memiliki karakteristik pasti tidak selalu sama dengan
orang yang dewasa, misalnya saja bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu
yang besar, penuh fantasi, daya konsentrasi yang cenderung pendek, peniru
ulung, dan mereka adalah sosok pembelajar paling potensial.
Dengan itu kamu harus mengenali beberapa karakter hal
tersebut, diharapkan orang tua dapat lebih memahami dunia anak-anak mereka
sehingga nantinya dapat menerapkan pola asuh yang memadai.
Lalu, pola asuh seperti apa yang dapat diterapkan secara
tepat pada anak ?Pola asuh sebagai sebuah proses bagaimana orang tua
memperlakukan dan cara berinteraksi dengan anak didalamnya meliputi aktivitas
yang bersifat mendidik& membimbing, memberikan perhatian, mengantarkan anak
pada kedewasaan, serta penerapan aturan dalam keluarga.
Pola asuh akan membentuk dasar kepribadian seseorang, mulai
dari konsep diri, kemampuan menyelesaikan masalah, dan juga pembentukan
ketrampilan atau kecakapan hidup (life skills).
Pada intinya, pola asuh akan
turut menentukan apakah anak kelak menjadi sosok yang tangguh (punya daya
juang) atau justru rentan terhadap sumber stress.
Tipe-tipe pola asuh :
- Pola asuh permisif, dicirikan dengan
apa pun yang ingin dilakukananak akan diperbolehkan, dan orangtua cenderung
sibuk dengan pekerjaan atau kepentingan yang lain Misalnya saja anak
dibebaskan mengendarai motor seorang diri padahal usia belum mencukupi dengan
alasan anak memaksa atau ingin seperti anak yang lain.
- Pola asuh otoriter,
yaitu pola pengasuhan anak yang bersifat memaksa, keras dan kaku di mana
orangtua akan membuat berbagai aturan yang “saklek”dan harus dipatuhi oleh
anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Contohnya, anak diharuskan
masuk kuliah jurusan tertentu, sementara ia memiliki harapan yang lain.
- Pola
asuh otoritatif, merupakan pola asuh yang memberi kebebasan pada anak untuk
berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan
memberikan batasan dan pengawasan yang proporsional dari orangtua
- Anak
diberikan kesempatan memutuskan akan mengerjakan PR atau tidur terlebih dahulu
dengan mempertimbangan segala konsekuensinya. Tugas orang tua adalah
mempersiapkan anak menghadapi jamannya Ya, mengasuh anak idealnya perlu melihat
banyak aspek. Beberapa yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Usia anak.
Pola asuh harus dinamis sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak.Memperlakukan anak disaat usia mereka telah cukup dewasa
dengan sikap seperti pada anak kecil tentu akan menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi mereka, karena itu perlakukan sesuai dengan usia perkembangannya.
b. Pahami kebutuhan dan kemampuan anak.
Setiap anak terlahir unik, berbeda satu dengan lainnya meski
itu saudara kandung sekalipun.Karena itu, terima apa yang melekat dalam diri mereka,
fasilitasi kemampuan dan minatnya, serta kuatkan perasaannya jika ada
keterbatasan yang mungkin dimiliki. Jangan membandingkan anak dengan saudara kandung atau anak
lain (yang kita anggap sebagai contoh) karena hal tersebut dapat membuat anak
merasa tidak dihargai.
c. Orang tua harus kompakSeperti yang telah disinggung diawal, ketika ayah-ibu
menunjukkan perbedaan pola asuh, anak cenderung akan memihak atau memilih yang
dianggap lebih menyenangkan.Tidak jarang pula anak merasa kecewa dan sedih manakala
melihat orang tua yang bertengkar karena masing-masing berpegang pada
keyakinannya. Dalam hal ini, orang tua diharapkan dapat berkompromi dan
sepakat dalam menerapkan nilai-nilai yang diperbolehkan dan tidak.
d. Perlunya contoh perilaku positif dari orang tua
Terkadang, orang tua meminta anak bersikap sesuai harapan
mereka, misalnya jujur, tidak boros, atau melarang gunakan gadget.Sementara dalam keseharian, orang tua justru kerap
berbohong, gemar menghamburkan uang, atau malah sibuk dengan handphone didepan
anak.Anak membutuhkan sikap dan contoh yang positif dari orang
tua, karena itu, tanamkan dan disaat yang sama tunjukkan nilai-nilai kebaikan
tersebut dihadapan anak.
e.Komunikasi dua arah yang efektifLuangkanlah waktu untuk mengobrol dengan anak. Jadilah sosok
pendengar yang baik, tidak menginterupsi cerita anak, dan berikan mereka
kesempatan untuk berpendapat.Berikan pertanyaan atau pernyataan yang sekiranya dapat
merangsang kemampuan anak berargumen dan menganalisa suatu masalah dari sudut
pandang mereka.
f. Disiplin
Sikap disiplin tidak dapat tumbuh begitu saja, melainkan
harus dimulai dari hal kecil dan sederhana. Misalnya saja membereskan ranjang
setiap bangun tidur, mempunyai jadwal harian untuk kegiatan ssehari-hari, dan
sebagainya.Dengan sikap disiplin pula, anak akan belajar bertanggung
jawab terhadap kebutuhan pribadinya.
g. Konsisten Konsistensi erat kaitannya dengan pemberlakuan aturan.
Jangan sampai ada perbedaan karena hal itu akan membuat anak menganggap enteng
setiap aturan yang kita terapkan.Misalnya saja, kita melarang anak makan permen, namun dilain
waktu kita membolehkan anak membeli permen untuk ia makan.
Jika sikap kita seolah berubah-ubah, maka anak akan
cenderung menilai bahwa kita tidak tegas dan pada akhirnya menganggap hal
tersebut bukan lagi sebuah aturan.
Dikutip dari : https://www.crunchbase.com/person/parenting-anak
Informasi yang bermanfaat
BalasHapus