Beberapa waktu lalu sudah kita unggah sebuah tulisan bahwa
menulis itu mudah, memang benar menulis itu
mudah, semua itu sangat tergantung
kemauan kita, kita mau memulai
atau tidak ? kalau kita tidak segera memulai
maka dalam alam bawah sadar kita akan muncul pikiran bawah menulis itu sukar
dan tidak mudah. Semua itu ibarat seekor kerbau yang diikat tali kecil dan
dituntun anak kecil, kerbau tak mau melarikan diri karena dalam pikiran bawah
sadar kerbau tersebut
tali dan anak
kecil itu kuat, tak mungkin kerbau tersebut untuk melarikan diri. Pada hal
seandainya dia melarikan diri pasti mampu.
Profesi guru
sebenarnya tidak jauh dari pekerjaan tulis menulis, bahkan dikalangan guru profesioanal
ada jargon tulis apa yang dikerjakan dan apa yang dikerjakan di
tulis, namun mengapa banyak guru yang
terhambat kenaikan pangkatnya dan
mengapa mereka selalu beralasan tersandung dengan soal menulis yang menjadi
salah satu syarat untuk kenaikan pangkat
Di kurikulum manapun dalam pelajaran bahasa indonesia ada
materi menulis setiap guru pasti mengajarkan pada anak untuk menulis baik di
kelas rendah maupun di kelas tinggi, sangat ironis seorang guru yang
mengajarkan teknik menulis pada siswanya tapi dia gagal untuk kenaikan pangkat
gara-gara soal menulis yang tidak mampu ia kerjakan. Lalu dimana salahnya ? dalam tulisan ini kita akan mencoba menyibak mengapa sedikit sekali guru menghasilkan karya tulis :
- Alasan klasik bahwa mereka sangat sibuk sehingga
tidak ada waktu untuk menulis terutama terkait dengan administrasi dan kegiatan
pembelajaran belum lagi ada tugas tambahan seperti urusan BOS, wali kelas, ekstra
kurikuler dan lain-lain.
- Sebagian besar guru terjebak pada pekerjaan rutinitas ,aktifitas mengajar dari pagi sampai siang menyita waktu belum lagi mereka memberi pelajaran tambahan waktu waktu yang demikian menjadi terpola ,seolah sudah tidak ada lagi waktu luang untuk menulis.
- Selain hal-hal di atas faktor kemalasan guru menjadi salah satu sebab mengapa guru sedikit sekali yang menghasilkan karya tulis, induk dari kemalasan tersebut rendahnya minat baca para guru, pada hal sebagaimana kita ketahui banyak pihak yang mencoba mengadakan pelatihan untuk menulis, namun sedikit sekali hasilnya,mereka tidak tahu dari mana harus memulai menulis,bagaimana mereka bisa menulis kalau mereka malas membaca, karena dengan membaca bisa memperkaya wawasan dan kosa kata guru sehingga ada saja yang hendak dituangkan ke dalam tulisan.
- Faktor lain yang mendominasi minimnya karya tulis guru adalah rendahnya motivasi untuk menulis hal inilah yang perlu mendapat perhatian dari lembaga pendidikan di mana guru tersebut mengajar.
Sebanyak apapun teori menulis
yang dimiliki para guru tidak akan menghasilkan apa-apa sepanjang mereka tidak ada kemauan untuk memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan dan tidak ada motivasi dari dalam diri sendiri untuk
menghasilkan karya tulis. Oleh karena semua guru harus memulai menulis sekecil
apapun tulisannya. Membesarkan motivasi dan rasa mampu itu yang paling urgen
dimiliki para guru untuk memulai menulis.
S
siip . semoga bermanfaat
BalasHapus